Optimalkan Akurasi, MTQ Internasional 2025 Terapkan 2 Metode Pembacaan ‘Riwayah’ pada e-Maqra’

Untuk meningkatkan akurasi serta memenuhi kebutuhan peserta dari berbagai negara, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional 2025 yang diselenggarakan di Indonesia akan mengadopsi sistem teknologi e-Maqra’ dan e-Scoring, yang dilengkapi dengan dukungan dua riwayah (metode bacaan Al-Qur’an).
Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator IT MTQ Internasional 2025, Faisal Muhammad. Ia menjelaskan bahwa sistem e-Maqra’ telah dimodifikasi agar lebih tepat dalam menentukan titik awal dan akhir bacaan ayat yang dibacakan oleh peserta. Sistem ini juga memberikan kemudahan bagi peserta untuk menggunakan teks Al-Qur’an sesuai dengan riwayah yang berlaku di negara asal mereka, seperti Hafs (yang banyak digunakan di Indonesia) dan Warasy (yang sering digunakan di negara-negara Afrika). “Pengacakan maqra’ dilakukan satu jam sebelum peserta tampil melalui aplikasi, yang meminimalkan potensi kesalahan serta mempercepat proses persiapan,” kata Faisal di Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Menurut Faisal, perbedaan riwayah menjadi tantangan tersendiri dalam ajang MTQ internasional. Oleh karena itu, keputusan untuk menggunakan dua riwayah ini diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap keberagaman tradisi qira’at yang berkembang di berbagai negara. “Banyak peserta internasional yang menggunakan riwayah selain Hafs, seperti Warasy atau Qolun. Kami menyediakan versi Al-Qur’an yang sesuai dengan riwayah mereka, sementara peserta dari Indonesia tetap menggunakan Hafs,” tambahnya.
Selain e-Maqra’, panitia juga mengimplementasikan sistem e-Scoring untuk mencatat penilaian dewan juri secara real-time. Sistem ini memungkinkan nilai langsung diinput oleh panitera, sehingga mengurangi potensi human error dan mempercepat proses rekapitulasi. “Dulu, proses penilaian bisa memakan waktu berjam-jam. Kini, hasil akhir dapat diketahui segera setelah peserta selesai tampil,” tambah Faisal.
Faisal juga mengungkapkan bahwa pengembangan teknologi ini memerlukan usaha besar. Ia menyebutkan bahwa timnya menghabiskan waktu selama sebulan terakhir untuk meningkatkan kapasitas aplikasi yang sudah ada. “Kami menambahkan fitur bahasa Inggris dan menyesuaikan sistem dengan berbagai riwayah, karena ini adalah kompetisi berskala internasional,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, secara resmi membuka MTQ Internasional ke-4 pada Rabu (29/1/2025) lalu. Ajang ini diikuti oleh 60 peserta delegasi dari 38 negara yang tersebar di 4 benua. Dua cabang lomba utama yang dipertandingkan adalah Tilawah dan Tahfiz Al-Qur’an.
Sumber : https://www.erakini.id/